Foreign Aid as a Political Instrument : Tinjauan Kritis Bantuan Amerika-Senegal

Written by Satrio Bagus Irawan Wibowo, Hubungan Internasional Universitas Brawijaya 2020

FPCI Brawijaya
3 min readJun 25, 2021

Bantuan luar negeri adalah instrumen ekonomi yang umum digunakan oleh negara-negara maju maupun berkembang untuk mencapai tujuan kebijakan luar negeri demi memenuhi kepentingan nasional. Bantuan luar negeri umumnya ditujukan agar antar negara dapat menjalin hubungan baik. Negara memberikan bantuan kepada negara lain dalam hal untuk memenuhi kebutuhan domestik yang sekiranya di negara tersebut tidak ada/ tidak tersedia dan hanya ada di negara lain. Bantuan luar negeri ditujukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam negeri itu sendiri, dan bantuan luar negeri juga dapat bermanfaat bagi negara terutama dalam hal pembangunan agar suatu negara yang dibantu tersebut dapat melakukan pembangunan agar menjadi lebih baik kedepannya.

Akan tetapi pada kenyataannya, bantuan luar negeri yang diberikan dengan tujuan ‘membantu’ bisa dikatakan tidak ada atau bersifat utopis. Bantuan luar negeri tidak lebih dari instrumen politik luar negeri untuk menunjukkan kekuatan dari sebuah negara dan untuk meningkatkan posisi negara tersebut dalam hierarki sistem internasional. Negara pemberi akan menawarkan sesuatu kepada negara yang sedang mengalami kesulitan. Dalam menawarkan sesuatu, negara pemberi akan memberikan sebuah syarat untuk mengganti hal yang diberikan. Biasanya negara pemberi akan meminta ganti dengan cara akses yang dipermudah kepada negara penerima. Akses ini berupa perdagangan secara bilateral ataupun pengiriman pasukan militer dengan alasan untuk mempertahankan demokrasi. Bisa dibilang juga pemberian bantuan luar negeri digunakan sebagai investasi strategis. Hal ini dikarenakan sistem yang digunakan oleh negara pemberi mirip dengan menanam modal dalam investasi. Negara pemberi menanamkan modal berupa bantuan kepada negara penerima dengan balasan akses yang mudah ke negara penerima. Timbal balik yang dilakukan akan sangat menguntungkan bagi negara pemberi karena jika mereka sudah menanam modal di beberapa negara maka mereka memiliki kelebihan untuk mendukung tujuan nasional yang ingin dicapai.

Contoh kasus dari permasalahan ini yaitu negara Senegal yang sudah termakan omongan dan janji-janji dari Amerika Serikat. Senegal merupakan salah satu negara yang berlokasi di Afrika bagian barat yang mengalami masalah pangan. Masalah pangan tersebut berdasarkan sejarahnya disebabkan oleh kebijakan pemerintah kolonial Perancis untuk menjadikan Senegal sebagai negara penghasil kacang untuk di ekspor ke negara-negara Eropa (Muhammad, 2018). Amerika Serikat sebagai negara adidaya muncul dengan dalih ingin membantu Senegal untuk mengatasi permasalahan pangan. Pada kenyataannya, bantuan yang diberikan oleh Amerika Serikat tidak lebih dari sekedar alat politik untuk mendukung kepentingan nasional Amerika Serikat. Bentuk dari perjanjian timbal balik yang dilakukan adalah intervensi Amerika untuk mengurus permasalahan teror di Senegal. Intervensi yang dilakukan oleh Amerika bisa dikategorikan sebagai neokolonialisme karena Amerika telah memegang kendali terhadap Senegal.

Menurut A. Ariff, laporan pemerintah Amerika Serikat menunjukkan dana bantuan luar negeri yang diberikan kepada Senegal meningkat setelah di keluarkannya strategi anti teror. Bantuan luar negeri yang diberikan Amerika Serikat pada tahun 2001–2006 belum pernah mencapai nilai 50 juta dollar, namun pada tahun 2008 terjadi peningkatan menjadi 51 juta dollar, dan dana bantuan Amerika Serikat kepada Senegal pada tahun 2012 mencapai nilai 141 juta dollar (Arieff, 2013). Amerika Serikat telah mendapatkan sejumlah konsesi dari Senegal dalam beberapa bentuk seperti kesediaan Senegal mengikuti pelatihan anti teror, kesediaan Senegal memberikan izin bagi Amerika Serikat membangun basis militer, dan juga sebuah kesepakatan militer antara kedua negara. Masing-masing konsesi yang di terima oleh Amerika Serikat memiliki kontribusi tersendiri dalam upaya Amerika Serikat memberantas kelompok kekerasan di Afrika Barat dengan tujuan akhir mengamankan kepentingan Amerika Serikat di kawasan tersebut (Muhammad, 2018).

Kesediaan pasukan militer Senegal untuk mengikuti pelatihan anti terror memiliki manfaat tersendiri bagi Amerika Serikat dalam upaya memberantas kelompok kekerasan di Afrika Barat. Selain memberikan manfaat pasti bagi terbentuknya pasukan militer Senegal yang handal dalam upaya anti teror, Amerika Serikat juga diuntungkan karena Amerika Serikat dapat mentrasfer strategi anti terornya kepada pasukan militer Senegal yang nantinya dapat menerapkan strategi tersebut berdasarkan realitas geografis, sosial, dan politik di Senegal atau pun kawasan Afrika Barat yang hanya di pahami oleh warga negara yang tinggal di kawasan tersebut. Amerika Serikat juga akan mendapatkan informasi-informasi penting yang berkaitan dengan kelompok kekerasan dari pasukan militer Senegal secara langsung.

Daftar Pustaka

Arieff, A. (2013). Senegal: Background and U.S. Relation. Congressional Research Service, 1–15.

Muhammad, F. (2018). KEPENTINGAN AMERIKA SERIKAT MEMBERIKAN BANTUAN LUAR NEGERI “FEED THE FUTURE” KEPADA NEGARA SENEGAL TAHUN 2010–2015. JOM FISIP, 1–9.

--

--

FPCI Brawijaya

Foreign Policy Community of Indonesia Chapter Universitas Brawijaya #SparktheSameLight